- 2023-11-08 08:01:18
NATS BACAAN : 2 Samuel 6:1-8; 1 Tawarikh 13:6-10
7 Maka bangkitlah murka TUHAN
terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia
mati di sana dekat tabut Allah itu.(2 Samuel 6 : 7)
Tujuan yang
benar bila dilakukan dengan cara yang salah pada akhirnya hanya menghasilkan
sesuatu yang tidak baik. Kita tak mungkin tidak berdosa ketika melakukan
sesuatu dengan cara yang tidak benar. Tragedi kematian Uza adalah contohnya.
Sekali waktu Raja Daud memerintahkan agar tabut diangkut. Tabut hendak
dipindahkan dari Kiryat Yearim ke Yerusalem. Mereka mempersiapkan pemindahan
Tabut dengan baik dan menaikkannya ke dalam kereta baru yang ditarik oleh lembu
(1 Tawarikh
13:6). Ketika
sampai di tempat pengirikan Kidon, lembu-lembu itu tergelincir, spontan Uza
mengulurkan tangannya memegang tabut tersebut (1 Tawarikh
13:9). Namun hal
itu justru membuat Tuhan murka terhadap Uza. Seketika itu Uza mati di sana, di
hadapan Allah. Daud sendiri menjadi marah kepada Tuhan. Mengapa Tuhan begitu
murka dengan sikap Uza yang berusaha menyelamatkan tabut tersebut. Karena
kemarahannya, Daud pun menamai tempat tersebut, Perez Uza. Mungkin seperti
Daud, kita juga berpikir mengapa hal sedemikian membuat Tuhan begitu marah
hingga membunuh Uza seketika itu juga.
Kematian Uza bukanlah tanpa alasan. Tuhan jelas mengatakan bahwa Tabut
Perjanjian seharusnya diangkut oleh pihak yang bertugas dengan kayu pengusung
yang dimasukkan pada gelang-gelang yang sudah dibuat (Keluaran
25:14-15, Bilangan 7:9), bukan ditarik dengan kereta oleh lembu.
Yang boleh membawa tabut hanyalah orang Lewi (Ulangan 10:8), dengan peringatan mereka tidak boleh
menyentuhnya (Bilangan
4:15b). Uza abai
terhadap peringatan-peringatan tersebut.
Sama halnya dengan kehidupan kita. Kita bisa saja memiliki semangat berkobar-kobar dalam melayani, layaknya sikap Uza yang begitu sigap. Namun, tanpa prinsip kebenaran firman Tuhan, hal itu bisa menjadi sesuatu yang tidak berkenan di mata Tuhan. Misalnya sumbangan dana untuk pekerjaan Tuhan yang berasal dari hasil korupsi atau pendapatan tidak halal. Bisa juga seseorang yang begitu aktif dalam pelayanan tetapi masih hidup dalam ketidakkudusan. Hal-hal demikian kiranya dijauhkan dari kita. Karenanya, penting bagi kita bertumbuh dalam pengenalan dan pengetahuan yang benar sesuai dengan firman Tuhan. Segala pekerjaan yang baik bertumbuh dalam pengetahuan yang benar.
Tujuan-tujuan yang mulia seharusnya dicapai dengan dasar dan cara yang benar. Apakah prinsip-prinsip kebenaran sudah mendasari hidup dan pelayanan kita?